Powered by Blogger.

Pages

Tuesday 18 September 2018

UKBM KETAHANAN PANGAN

Silahkan download UKBM KETAHANAN PANGAN K13 pass link di bawah:
https://drive.google.com/file/d/1bPKf9BECKhLufHixf0ylzfsgONH2lpT8/view?usp=drivesdk
Read Full

Tuesday 6 March 2018

Dare to Speak Dare to Speak

Hai, just to speak up with. I know you already have a boyfriend.
But i just ignore it because i can't resist my feel.


So, i need you to know about me and my feeling about you.
At the first time we meet, i havn't interesting with you, at all.
But, the more days left the more i know about you.
Until you choose to work to senior high school in Turen Town and goes together.


I just know that my feeling changed, then i will anxious when i don't meet you just 1 day.
Now, i know that feeling, like i falling in love.


I FALLING IN LOVE WITH YOU

Read Full

Thursday 30 October 2014

Gunung Penghalang (Mountain Barrier)

MAKALAH
GUNUNG PENGHALANG (MOUNTAIN BARRIER)
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Meteorologi Klimatologi
Yang dibina oleh Bapak Drs. Dwiyono Hari Utomo, M.Pd, M.Si




Oleh :
Pendidikan Geografi 2013 Offering B
Gelanggoro Kismo Anintika 130721607432
Herdin Trysna Putra 130721607478
Riyo Rosi Meisandi 130721607430
Siska Putri Nuralisa 130721607457
Tatok Risanggalih Wijayanto 130721607464


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MALANG


OKTOBER 2014




DAFTAR ISI














BAB I

PENDAHULUAN

Gunung penghalang merupakan salah satu faktor pengendali cuaca dan iklim. Faktor ini memiliki peran yang sangat berhubungan dengan arah angin. Dengan adanya gunung penghalang, angin yang melewati daerah dengan topografi pegunungan akan mengalami hambatan. Dari hambatan tersebut akan menghasilkan jenis-jenis angin seperti angin gunung, angin lembah, dan angin fohn. Dengan demikian, gunung penghalang mempengaruhi cuaca dan iklim di sekitarnya.
Keberadaan gunung menjadi barrier atau penghalang yang memaksa angin bergerak menaiki gunung. Udara lembab yang dipaksa naik ini berakibat pada perubahan suhu dan kelembapan relatif, yaitu suhu menjadi dingin karena gradien suhu vertikal sehingga kelembapan relatif menjadi naik, sekalipun tanpa penambahan uap air. Kelembapan relatif yang semakin tinggi menyebabkan udara menjadi jenuh uap air dan terkondensasi menjadi titik-titik air (awan) yang kemudian turun sebagai hujan. Hujan yang demikian disebut sebagai hujan orografik. Jadi pada daerah yang mempunyai gunung, curah hujanya relatif lebih tinggi daripada daerah yang tidak bergunung.

1.    Apa faktor yang mempengaruhi cuaca dan iklim akibat adanya gunung penghalang?
2.    Bagaimana pengaruh dengan adanya gunung penghalang terhadap cuaca dan iklim?


1.    Untuk mengetahui faktor pengaruh cuaca dan iklim akibat adanya gunung penghalang.
2.    Untuk mengetahui pengaruh dengan adanya gunung penghalang terhadap cuaca dan iklim.







PEMBAHASAN


Didalam proses pembentukan cuaca yang mengacu pada penentuan iklim yang disebabkan oleh gunung penghalang ada beberapa pengaruh, pengaruh tersebut antara lain:
Suhu udara adalah ukuran energi kinetik rata – rata dari pergerakan molekul – molekul.  Suhu suatu benda ialah keadaan yang menentukan kemampuan benda tersebut, untuk memindahkan (transfer) panas ke benda – benda lain atau menerima panas dari benda – benda lain tersebut. Dalam sistem dua benda, benda yang kehilangan panas dikatakan benda yang bersuhu lebih tinggi.

Pengertian : tekanan yang ditimbulkan oleh berat/massa udara pada suatu bidang permukaan. Tekanan udara dapat dilihat secara vertical dan horizontal. Secara vertical, tekanan udara terkait dengan ketinggian dari permukaan laut/bumi. Semakin tinggi/jauh dari permukaan laut/bumi maka tekanan udara semakin rendah dan sebaliknya. Secara horizontal, tekanan udara terkait dengan suhu udara di permukaan bumi. Dimana keduanya memiliki hubungan yang bertolak belakang. Daerah yang memiliki suhu udara rendah, maka tekanan udara daerah tersebut tinggi. Dan sebaliknya.
Tekanan udara merupakan tenaga yang bekerja untuk menggerakkan massa udara dalam setiap satuan luas tertentu. Diukur dengan menggunakan barometer. Satuan tekanan udara adalah milibar (mb). Garis yang menghubungkan tempat-tempat yang sama tekanan udaranya disebut sebagai isobar.
Tekanan udara merupakan tenaga yang bekerja untuk menggerakkan massa udara dalam setiap satuan luas tertentu. Diukur dengan menggunakan barometer. Satuan tekanan udara adalah milibar (mb). Garis yang menghubungkan tempat-tempat yang sama tekanan udaranya disebut sebagai isobar.





Kelembapan udara (humidity gauge) adalah jumlah uap air di udara (atmosfer). Kelembapan adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan relatif. Alat yang digunakan untuk mengukur kelembapan disebut dengan Higrometer.


Adanya perubahan suhu, tekanan dan kelembaban disekitar gunung penghalang menghasilkan beberapa fenomena cuaca. Fenomena tersebut adalah angin lembah, angin gunung dan hujan orografis. Berikut adalah penjelasan dari ke tiga fenomena tersebut.

Angin Lembah
Angin lembah adalah angin yang bertiup dari lembah gunung kearah puncak gunung yang terjadi pada siang hari. Terjadinya aliran angin ini disebabkan karena perbedaan kerapatan udara di daerah lembah dan puncak gunung. Pada siang hari puncak gunung menerima panas lebih tinggi dibanding di lembah yang terlindung, udaranya mengembang dan kerapatannya lebih rendah sehingga tekanan udara di puncak gunung lebih rendah dibanding yang ada di lembah, maka terjadilah aliran udara dari lembah menuju ke puncak gunung.

Angin Gunung
Angin gunung adalah angin yang bertiup dari puncak gunung menuju ke lembah dan terjadi pada malam hari. Pada malam hari proses pemanasan berhenti dan udara di sekitar puncak pegunungan mengalami pendinginan lebih cepat. Adanya proses pendinginan ini mengakibatkan udara dari puncak gunung turun ke dasar lembah.


Hujan Orografi
Hujan terjadi di daerah pegunungan, yaitu massa udara yang berhembus secara horizontal di permukaan terhalang oleh gunung atau bukit-bukit, sehingga massa udara yang mengandung uap air tersebut dipaksa didorong keatas, dan cepat terkondensasi karena suhunya semakin rendah.
Massa udara yang terdorong ke atas berangsur-angsur mengalami kondensasi dengan semakin meningkatnya ketinggian. Percepatan kondensasi ini terjadi karena suhu semakin rendah dengan semakin ke puncak. Namun apabila gunung penghalangnya cukup tinggi maka hujan banyak jatuh sebelum mencapai puncak gunung, karena titik kondensasi sudah mencapai titik maksimum, sehingga ukuran butiran air sudah cukup besar dan segera jatuh sebagai hujan. Akibatnya pada puncak guung yang tinggi pada umumnya cukup gersang, karena kurang air. Efek penghalangan gunung biasanya terasa jelas pada daerah hujan (wind ward). Daerah hujan orografis yang lebat terjadi di sepanjang lereng gunung, biasanya tidak jauh dari titik presipitasi mulai terjadi. Suatu keadaan yang ideal untuk terjadinya hujan orografis yang lebat adalah bila suatu gunung yang tinggi dan berdekatan dengan pantai dimana angin laut tegak lurus terhadap gunung penghalang.
Gunung penghalang erat kaitannya dengan tiga gejala alam diatas. Dengan adanya gunung penghalang, cuaca dan iklim disekitarnya mengalami curah hujan yang cukup tinggi dan mengalami angin lokal.
Dataram tinggi sebagai pembatas temperatur. Karena fungsi dataran tinggi sebagai penghalang atau barier terhadap pergerakan massa udara yang bebas. Biasanya dataran tinggi berperan sebagai pelindung terhadap kawasan bayangan disisi anginnya. Akibatnya adalah timbulnya gradien temperatur horizontal yang tajam.

BAB III
PENUTUP


Gunung penghalang merupakan salah satu faktor  pengendali iklim dan cuaca. Keberadaan gunung penghalang mempengaruhi faktor pengendali iklim lainnya yaitu suhu, tekanan udara dan kelembaban. Angin berubah posisi menjadi vertikal ketika berbenturan dengan gunung. Kondisi tersebut menyebabkan tekanan dan temperatur angin menjadi naik, maka terjadilah penguapan dan pembentukan awan yang mengakibatkan turun hujan di wilayah tersebut.































Trewarta, Glen T & Lyle H Horn. 1995. Pengantar Iklim. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Arifin. 2003. Dasar Klimatologi. Malang: Unit Penerbitan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang.
Utomo, Dwiyono Hari. 2009. Meteorologi-Klimatologi dalam Studi Geografi. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang.
Read Full

Sunday 27 October 2013

Asal Usul Air dan Gas di Atmosfer dan Permukaan Bumi

Hai temen - temen, penulis mau ngebagiin pengetahuan nih, mengenai asal usul air dan gas .
Mudah - mudahan aja bermanfaat ya bagi kalian para pembaca.
     Maklum nh masih newbe, jadi langsung aja ke poin ya. . .
oh iya, kritik dan saran sangat diperlukan penulis, jadi klo ada silahkan komentar ya, thanks sebelumnya, selamat membaca (y)

     Mengenai asal usul air dan gas di atmosfer dan permukaan bumi ada dua pandangan yaitu hypotesis degassing dan photochemical dissociation.

1. Hypotesis Degassing ( Outgassing ) 
Pada awal pertumbuhan protoplanet bumi, temperatur meningkat karena berputar pada porosnya. Lutgen (1979) mengatakan temperatur permukaan bumi sampai 8.000°C. Karena itu bumi diduga mengalami peleburan sempurna sehingga terjadi pemisahan materi bumi menurut berat jenisnya. Gas dan air akan naik ke permukaan menempati atmosfer dan permukaan bumi. tetapi karena temperatur bumi masih tinggi maka gas - gas tersebut hilang keluar jagat raya, dan bumi belum mempunyai atmosfer. Setelah bumi mengalami pendinginan sampai temperatur tertentu mulailah terbentuk atmosfer bumi dengan komposisi gas seperti gas - gas yang dikeluarkan oleh letusan gunung api yaitu CO2, N2, dan uap air. Mulai Terbentuk awan di atmosfer namun hujan yang jatuh segera menguap lagi karena temperatur di permukaan bumi masih tinggi. Setelah temperatur permukaan bumi rendah baru hujan yang jatuh mengisi bagian - bagian cekungan di permukaan bumi menjadi lautan.  Namun timbul pertanyaan, apabila gas - gas di atmosfer berasal dari degassing maka tidak akan mengandung oksigen bebas ( sekarang komposisi atmosfer : 78% N2, 21% O2, 0,9% A, 0,3% CO2, uap air, dll ). Kemudian di duga bahwa sumber utama oksigen bebas di atmosfer sekarang adalah dari proses fotosintesis tumbuh – tumbuhan hijau yang menggunakan sinar matahari, mengubah air dan CO2 dari udara menjadi senyawa organik dan setelah digunakan, tumbuh – tumbuhan melepaskan oksigen ke atmosfer.
2. Photochemical Dissociation
          Diduga atmosfer bumi mula – mula mirip dengan atmosfer jupiter sekarang  ( kaya akan CH4 , NH3 , H2 , Ne , He , dan sedikit uap air ). Pada waktu itu belum ada oksigen bebas di atmosfer, belum ada lapisan ozon di statosfer. Perubahan komposisi atmosfer bumi yang semula kaya CH4 , NH3 dan sedikit uap air menjadi kaya N2 , O2 , dan CO2 , uap air lewat serangkaian reaksi kimia akibat radiasi matahari :
Radiasi Ultraviolet yang berlimpah menguraikan air : 2H2O       2H2 + O2
Oksigen yang terbentuk dalam reaksi diatas bereaksi dengan CH4 dan NH3 :
2 O2 + CH4       CO2 + 2 H2O ; 3 O2 + 4 NH3       2 N2 + 6 H2O
H2O yang terbentuk dalam reaksi diatas terurai lagi oleh radiasi ultraviolet, oksigen yang dihasilkan, bereaksi dengan CH4 dan NH3 lagi dan seterusnya sehingga dari waktu ke waktu kandungan nitrogen, karbon-dioksida dan oksigen bebas di atmosfer bumi bertambah. Mulai terbentuk lapisan ozon yang melindungi kehidupan di bumi
            Jadi mungkin keduanya saling menunjang. Mula – mula photochemical dissociation yang berlangsung dan setelah lapisan ozon terbentuk maka sumber utama oksigen bebas di atmosfer berasal dari hasil fotosintesis tumbuh – tumbuhan berdaun hijau.
Read Full