MAKALAH
GUNUNG PENGHALANG
(MOUNTAIN BARRIER)
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Meteorologi Klimatologi
Yang dibina oleh Bapak
Drs. Dwiyono Hari Utomo, M.Pd, M.Si
Oleh :
Pendidikan Geografi 2013 Offering B
Gelanggoro Kismo Anintika 130721607432
Herdin Trysna Putra 130721607478
Riyo Rosi Meisandi 130721607430
Siska Putri Nuralisa 130721607457
Tatok Risanggalih Wijayanto 130721607464
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
GEOGRAFI
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI
MALANG
OKTOBER 2014
DAFTAR
ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Gunung penghalang merupakan salah satu
faktor pengendali cuaca dan iklim. Faktor ini memiliki peran yang sangat
berhubungan dengan arah angin. Dengan adanya gunung penghalang, angin yang
melewati daerah dengan topografi pegunungan akan mengalami hambatan. Dari
hambatan tersebut akan menghasilkan jenis-jenis angin seperti angin gunung,
angin lembah, dan angin fohn. Dengan demikian, gunung penghalang mempengaruhi
cuaca dan iklim di sekitarnya.
Keberadaan gunung menjadi barrier atau
penghalang yang memaksa angin bergerak menaiki gunung. Udara lembab yang
dipaksa naik ini berakibat pada perubahan suhu dan kelembapan relatif, yaitu
suhu menjadi dingin karena gradien suhu vertikal sehingga kelembapan relatif
menjadi naik, sekalipun tanpa penambahan uap air. Kelembapan relatif yang
semakin tinggi menyebabkan udara menjadi jenuh uap air dan terkondensasi
menjadi titik-titik air (awan) yang kemudian turun sebagai hujan. Hujan yang
demikian disebut sebagai hujan orografik. Jadi pada daerah yang mempunyai
gunung, curah hujanya relatif lebih tinggi daripada daerah yang tidak
bergunung.
1. Apa
faktor yang mempengaruhi cuaca dan iklim akibat adanya gunung penghalang?
2. Bagaimana
pengaruh dengan adanya gunung penghalang terhadap cuaca dan iklim?
1. Untuk
mengetahui faktor pengaruh cuaca dan iklim akibat adanya gunung penghalang.
2. Untuk
mengetahui pengaruh dengan adanya gunung penghalang terhadap cuaca dan iklim.
PEMBAHASAN
Didalam
proses pembentukan cuaca yang mengacu pada penentuan iklim yang disebabkan oleh
gunung penghalang ada beberapa pengaruh, pengaruh tersebut antara lain:
Suhu udara
adalah ukuran energi kinetik rata – rata dari pergerakan molekul – molekul.
Suhu suatu benda ialah keadaan yang menentukan kemampuan benda tersebut, untuk
memindahkan (transfer) panas ke benda – benda lain atau menerima panas dari
benda – benda lain tersebut. Dalam sistem dua benda, benda yang kehilangan
panas dikatakan benda yang bersuhu lebih tinggi.
Pengertian :
tekanan yang ditimbulkan oleh berat/massa udara pada suatu bidang permukaan.
Tekanan udara dapat dilihat secara vertical dan horizontal. Secara vertical,
tekanan udara terkait dengan ketinggian dari permukaan laut/bumi. Semakin tinggi/jauh
dari permukaan laut/bumi maka tekanan udara semakin rendah dan sebaliknya.
Secara horizontal, tekanan udara terkait dengan suhu udara di permukaan bumi.
Dimana keduanya memiliki hubungan yang bertolak belakang. Daerah yang memiliki
suhu udara rendah, maka tekanan udara daerah tersebut tinggi. Dan sebaliknya.
Tekanan udara
merupakan tenaga yang bekerja untuk menggerakkan massa udara dalam setiap
satuan luas tertentu. Diukur dengan menggunakan barometer. Satuan tekanan udara
adalah milibar (mb). Garis yang menghubungkan tempat-tempat yang sama tekanan
udaranya disebut sebagai isobar.
Tekanan udara merupakan tenaga yang bekerja
untuk menggerakkan massa udara dalam setiap satuan luas tertentu. Diukur dengan
menggunakan barometer. Satuan tekanan udara adalah milibar (mb). Garis yang
menghubungkan tempat-tempat yang sama tekanan udaranya disebut sebagai isobar.
Kelembapan
udara (humidity gauge) adalah jumlah uap air di udara (atmosfer).
Kelembapan adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini
dapat diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau
kelembapan relatif. Alat yang digunakan untuk mengukur kelembapan disebut
dengan Higrometer.
Adanya perubahan suhu, tekanan dan
kelembaban disekitar gunung penghalang menghasilkan beberapa fenomena cuaca.
Fenomena tersebut adalah angin lembah, angin gunung dan hujan orografis.
Berikut adalah penjelasan dari ke tiga fenomena tersebut.
Angin
Lembah
Angin lembah adalah angin yang
bertiup dari lembah gunung kearah puncak gunung yang terjadi pada siang hari.
Terjadinya aliran angin ini disebabkan karena perbedaan kerapatan udara di
daerah lembah dan puncak gunung. Pada siang hari puncak gunung menerima panas
lebih tinggi dibanding di lembah yang terlindung, udaranya mengembang dan
kerapatannya lebih rendah sehingga tekanan udara di puncak gunung lebih rendah
dibanding yang ada di lembah, maka terjadilah aliran udara dari lembah menuju
ke puncak gunung.
Angin
Gunung
Angin gunung adalah angin yang
bertiup dari puncak gunung menuju ke lembah dan terjadi pada malam hari. Pada
malam hari proses pemanasan berhenti dan udara di sekitar puncak pegunungan
mengalami pendinginan lebih cepat. Adanya proses pendinginan ini mengakibatkan
udara dari puncak gunung turun ke dasar lembah.
Hujan
Orografi
Hujan terjadi di daerah pegunungan,
yaitu massa udara yang berhembus secara horizontal di permukaan terhalang oleh
gunung atau bukit-bukit, sehingga massa udara yang mengandung uap air tersebut
dipaksa didorong keatas, dan cepat terkondensasi karena suhunya semakin rendah.
Massa udara yang terdorong ke atas
berangsur-angsur mengalami kondensasi dengan semakin meningkatnya ketinggian.
Percepatan kondensasi ini terjadi karena suhu semakin rendah dengan semakin ke
puncak. Namun apabila gunung penghalangnya cukup tinggi maka hujan banyak jatuh
sebelum mencapai puncak gunung, karena titik kondensasi sudah mencapai titik
maksimum, sehingga ukuran butiran air sudah cukup besar dan segera jatuh
sebagai hujan. Akibatnya pada puncak guung yang tinggi pada umumnya cukup
gersang, karena kurang air. Efek penghalangan gunung biasanya terasa jelas pada
daerah hujan (wind ward). Daerah hujan orografis yang lebat terjadi di
sepanjang lereng gunung, biasanya tidak jauh dari titik presipitasi mulai
terjadi. Suatu keadaan yang ideal untuk terjadinya hujan orografis yang lebat
adalah bila suatu gunung yang tinggi dan berdekatan dengan pantai dimana angin
laut tegak lurus terhadap gunung penghalang.
Gunung penghalang erat kaitannya
dengan tiga gejala alam diatas. Dengan adanya gunung penghalang, cuaca dan
iklim disekitarnya mengalami curah hujan yang cukup tinggi dan mengalami angin
lokal.
Dataram tinggi sebagai pembatas
temperatur. Karena fungsi dataran tinggi sebagai penghalang atau barier
terhadap pergerakan massa udara yang bebas. Biasanya dataran tinggi berperan
sebagai pelindung terhadap kawasan bayangan disisi anginnya. Akibatnya adalah
timbulnya gradien temperatur horizontal yang tajam.
BAB III
PENUTUP
Gunung penghalang merupakan salah satu
faktor pengendali iklim dan cuaca.
Keberadaan gunung penghalang mempengaruhi faktor pengendali iklim lainnya yaitu
suhu, tekanan udara dan kelembaban. Angin berubah posisi menjadi vertikal
ketika berbenturan dengan gunung. Kondisi tersebut menyebabkan tekanan dan
temperatur angin menjadi naik, maka terjadilah penguapan dan pembentukan awan
yang mengakibatkan turun hujan di wilayah tersebut.
Trewarta, Glen T &
Lyle H Horn. 1995. Pengantar Iklim.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Arifin. 2003. Dasar Klimatologi. Malang: Unit Penerbitan
Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang.